KARANGASEM - Acara mejaya-jaya dan pengukuhan pengurus Dewan Koordinator Nasional (DAKORNAS) Pusat Koordinasi Hindu Indonesia (PUSKOR HINDUNESIA) periode 2022-2027 di Pura Agung Besakih, terletak di Desa Besakih, Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem
Dr (HC). Ida Bagus Ketut Susena, S.Kom., selaku ketua umum yang sebelumnya terpilih kembali sebagai Ketua Umum Dakornas Puskor Hindunesia. Ia menyematkan pesan kepada seluruh Relawan Dharma (sebutan anggota) untuk lebih giat berkreasi dalam membesarkan Puskor Hindunesia, ia juga menambahkan bahwa generasi selanjutnya harus terbangun untuk tetap menjaga 'SAPTA PRASETYA DHARMA PUSKOR HINDUNESIA'.
Dalam wawancara singkatnya Ida Bagus Susena menambahkan bahwa perjuangan jajaran kepengurusan baru ini (2022-2027) dalam menjaga komitmen pelayanan perjuangan umat ini di seluruh Nusantara.
"Kami berharap basis di Bali ini dapat menjadi barometer kita Hindu Nusantara. Kami tegaskan juga kepada seluruh Relawan Hindu di Indonesia untuk terus bergerak kearah desa, kecamatan dalam membangun pelayanan keumatan ini, " jelasnya, Minggu (11/12/2022).
Pelayanan Dharma yang dikuatkan oleh Puskor Hindunesia ini menyangkut pelayanan hukum, pelayanan kesehatan, pelayanan menguatkan Sradha Bhakti.
"Kita bergerak yang mendasari adalah menjaga dan melestarikan kearifan lokal yang menyangkut seni budaya, tradisi, kebhinekaan di Nusantara ini kita akan kuatkan lagi"
Program yang belum tuntas dijelaskannya bahwa kedepannya akan bisa dituntaskan mengenai 'Big Data', ini merupakan pencatatan kemampuan yang dimiliki oleh Relawan Dharma Puskor Hindunesia.
"Sumber Daya Manusianya, situs atau ritus yang ada di Nusantara kita akan petakan secara data base. Seni, budaya dan tradisi juga akan jadi prioritas kami, ini adalah kekayaan kita terbesar di Nusantara yang kita miliki bersama, " ujarnya dengan menekankan bahwa Puskor Hindunesia menganut Politik Dharma ini, bukan politik praktis.
Yang hadir dalam acara itu adalah wakil pemerintahan kabupaten Karangasem, perwakilan Kementerian Agama dari Dirjen Bimas Hindu, Pecalang Desa Adat Besakih serta jajarannya.
Dalam sambutan dari Tjokorda Raka Kerthiyasa, SE., M.Si., selaku Pembina Dakornas Hindunesia mengatakan bahwa Relawan Dharma telah diwarisi pegangan hidup yakni agama (agem = pegangan), tanpa keyakinan manusia memiliki jiwa yang miskin.
"Orang yang paling miskin adalah orang yang tidak memiliki keyakinan"
"Bersyukur di Bali lahir sudah dibekali pegangan ageman hidup, mari sama-sama kita laksanakan dengan baik"
Ia juga menceritakan tentang Satya Wacana dari pejabat-pejabat asal Bali. Dimana pejabat asal Bali itu tidak pernah korupsi, tetapi kenyataan saat sekarang berbeda jauh.
"Sekarang, entahlah, " disambut tepuk tangan dan gelak tawa.
Awak media menanyakan soal benturan terhadap sesama umat Hindu versus Sampradaya, sebagai pembina Puskor Hindunesia menjawab ringan bahkan dikatakannya sudah ada sejak lama benturan semacam itu.
"Sekte-sekte sudah ada banyak bermunculan di Bali sejak lama, seharusnya itu harusnya bisa menjadi inspirasi juga, perbedaan juga bukan suatu permusuhan sebenarnya tetapi bagaimana seorang pemimpin mampu menyatukan perbedaan itu menjadi suatu tujuan yang sama"
Ia juga menekankan dalam sebuah keyakinan seharusnya tidak ada konflik, yang ada harmonisasi. Tetapi ia mengatakan jaman Kaliyuga (jaman pembusukan budhi) inilah dimana Puskor Hindunesia dapat menjadi contoh secara langsung bagaimana menciptakan harmonisasi kepada umat.
"Saya memiliki harapan bahwa virus harmonisasi ini harus selalu dikembangkan diseluruh Nusantara melalui wadah Puskor ini, "pungkasnya, yang juga didampingi oleh wajah baru anggota Puskor Hindunesia I Dewa Putu Sudarsana selaku Waketum VIII bidang Hubungan Masyarakat (Humas). (Ray)